Dalam batubara kita dapat menganalisa jumlah kalori dengan menganalisa menggunakan alat calorimeter dengan cara perbakaran menggunakan bom yang dalam proses pengerjaan 1 contoh batubara memakan waktu kurang lebih 15menit.
Analisa sulfur dengan cara sekitar 0,5 g sampel batubara halus ditimbang dalam perahu porselen,ditutupi oleh 0,5 g aluminium oksida. Perahu dipanaskan di dalam tabung dari furnace bersama aliran gas oksigen murni pada suhu 1350 ÂșC. Sulfur oksida dan klor oksida yang terbentuk diabsorbsi dalam larutan hidrogen peroksida, kemudian asam sulfat hasil reaksi sulfur dan asam klorida hasil reaksi klor, ditentukan secara titrimetri. Cara ini lebih cepat bila dibandingkan dengan cara Eschka, tetapi dengan cara ini akan diperoleh penjumlahan persentase sulfur dan klor. Untuk memperoleh persentase sulfur, sebelum titrasi harus ditambahkan merkuri oksianida (racun).
Selain penentuan sulfur cara HTM yang diakhiri dengan titrasi, dapat pula diakhiri dengan mendeteksi gas sulfur dioksida menggunakan instrumen, misalnya dengan Leco sulfur determinator SC 132.
Dengan menggunakan alat automatik proximate determinator kita dapat secara langsung mengerjakan analisa kandungan air ((Moisture in Analysis), zat terbang (Volatile Matter), kandungan mineral (Ash Content) dan Fixed Carbon secara bersamaan dalam satu waktu.
Dalam penentuan specific garvity batubara kita dapap menganalisanya menggunakan cara menimbang 2gr batubara lalu masukan k dalam pikno yang telah terisi tipol ,lalumasukan k dalam vacum oven kurang lbh 10menit lalu tambahkan aquades,,kemudian diamkan dalam waterbath selama 30mnt atau sampai hilang gelembung.
Free Swelling Index merupakan suatu parameter seberapa jauh batubara akan memuai apabila dipanaskan. Sampel batubara dimasukkan ke dalam cawan khusus dan dipanaskan di dalam furnace. Kokas diamati profilnya dengan cara membandingkan bentuk kokas dengan bentuk profil kokas standar yang mempunyai nilai dari angka 1 sampai 9.
Abu (ash) merupakan produk samping proses pembakaran batubara. Hal tersebut menyebabkan nilai titik leleh abu penting sangat penting untuk diketahui secara pasti. Prosedur analisa dimulai dengan membentuk abu batubara menjadi seperti kerucut dengan bantuan cetakan. Abu yang telah berbentuk kerucut tersebut kemudian dipanaskan di dalam furnace.
Analisis ultimat dilakukan untuk menentukan kadar karbon (C), hidrogen (H), nitrogen, (N), dalam batubara.Analisa ultimat ini sepenuhnya dilakukan oleh alat yang sudah terhubung dengan komputer.
sebenarnya masih ada beberapa analisa lagi yang dapat di lakukan di laboratorium batubara,namun cukup sekian dulu sedikit penjelasan dari saya tentang analisa batubar. Mohon maaf bila masih banyak kekurangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar